Rabu, 27 Februari 2013

Nike Ardilla tentang kasusnya

Kasus penganiayaan yang dituduhkan kepada almarhumah Nike Ardilla itu,sebenarnya muncul menurut Nike (ketika ia masih hidup) sudah selesai. Ia kaget ketika tiba-tiba koran-koran di Bandung dan Jakarta memuat berita bahwa berkas perkara itu katanya sudah dilimpahkan dari Polda Jawa Barat ke Kejaksaan Negeri Bandung,tutur Nike kepada Tabloid Nova tanggal 28/11/1994 beberapa tahun yang lalu
�Saya kaget sekali sewaktu diberitahu kakak saya.Begitu pula waktu saya membaca berita di koran Jakarta,� tutur Nike. Dikatakan Nike,ia sendiri sudah nyaris melupakan kejadian itu.�Peristiwanya kan sudah lama terjadi,dan waktu itu juga masalahnya sudah selesai kok,� cetusnya setengah tak percaya.
Kendati demikian, penyanyi dan bintang sinetron terkenal ini tak keberatan menceritakan kembali peristiwa itu. �Kejadian memang betul bulan April tahun 1994 yang lalu,ketika saya sedang jalan-jalan ke Singapura,�katanya. Saat itulah lanjut Nike,�Saya dengar kabar dari kawan-kawan saya,kartu ATM saya diambil Dewi.� Dewi ini menurut Nike adalah kawan dekatnya. �Kampusnya dekat rumah saya di Bandung.Jadi,ia sering mampir ke rumah.� Setelah itu Nike dapat kabar lagi kartunya sudah diambil balik sama Atun yang juga teman baik Nike.�Si Atun mengambilnya dari dompet Dewi,waktu dewi sedang mandi,�tuturnya.
Begitu Nike pulang ke Bandung dia pun menanyakan kebenaran cerita itu kepada Dewi,yang kebetulan sedang main ke rumah Nike. �Tapi dia nggak ngaku,padahal menurut Atun,kartu itu diambil dari dompetnya Dewi.Sebenarnya,saya sendiri juga nggak tahu,apa maksud Dewi mengambil kartu itu.Toh dia pun nggak bisa menggunakannya,� ujar Nike yang mengaku tak begitu mempermasalahkannya lagi
Saling tampar
Soal kartu masih belum kelar.Karena ternyata ada satu lagi kawan Nike,namanya Cika,yang kabarnya merasa kartunya diambil Dewi.Kebetulan berbarengan dengan kepulangan Nike.Cika meneleponnya.
�Dia bertanya apakah Dewi ada di rumah saya.Kayaknya sih Cika lagi kesal sama Dewi,dan ngomel nggak karuan.Jadi,saya suruh aja dia ngomong sendiri sama Dewi.� Tak lama kemudian,Dewi ditemani Atun dan Nike pergi ke rumah Cika.Dari situ,mereka bersama ke rumah Ria,yang juga teman Nike. Ternyata,di rumah Ria ini,Cika dan Dewi malah ribut. �Entah apa masalahnya,saya nggak tahu persis,� kata Nike.Mungkin,dugaannya,�termasuk juga soal kartu Cika yang diambil Dewi.�
Semula,Nike mengaku tak begitu ambil pusing. �Tapi lama-lama saya kok juga disangkut-sangkutin dalam pertengkaran itu.Dari situlah,saya jadi yakin,dibelakang saya Dewi sering menjelek-jelekkan nama saya,�papar Nike.
Diakui sebelumnya ia memang sudah sering mendengar omongan,Dewi sering menjelekan dirinya.Keributan Dewi-Cika,kata Nike ternyata makin seru.saking ramainya,�mereka berdua sampai saling tampar.� Melihat itu,Nike ikut kesal.Begitu emosinya,Nike spontan menegur Dewi,�Kamu ini gimana sih?Mau nggak kamu saya gampar?� Tak diduga-duga lanjut Nike,�Dewi langsung menjawab,digampar saja!� Makin panaslah Nike,tanpa sadar tangannya melayang ke pipi Dewi.�Tapi itu nggak keras.Namanya juga sama teman.Nggak ada bekasnya,kok.Lagi pula,saya kan sudah minta izin,kenapa dia ngasih?�
Pengaduan sudah dicabut
Sepulang dari rumah ria,Nike menganggapnya sudah kelar.Menurutnya semua itu hanya ribut-ribut anatara teman sepermainan. �Eh,tahu-tahu saya dipanggil polisi.Disana,saya pun terangin kejadian sebenarnya.Polisi malah Cuma tertawa,� tutur Nike.
Sepulang dari polisi,Nike pun menemui Dewi.�Saya tanya,kenapa bisa begitu? Ternyata kata Dewi,pengaduannya sudah dicabut.Yah sudah,kami pun baikan lagi.Malah,setelah itu,kami sudah jalan bareng lagi.Kami pun menganggap masalahnya sudah selesai.�
Karena itulah,lanjut Nike�.Nike kaget bukan kepalang ketika mengetahui kasus itu masih terus berlanjut.�Rencananya sih,saya mau pulang ke bandung untuk mencari tahu,apa yang sebenarnya terjadi.Lagi pula,yang ribut pertama,kan bukan saya,tapi si Dewi dan Cika.Kok malah saya yang kena?Yah mungkin karena saya artis,jadi masalahnya kelihatan besar.�
Ketika ditanya bagaimana seandainya kasus ini berlanjut sampai ke pengadilan.Nike mengatakan,belum berfikir sejauh itu.� Nggak kebayang,saya musti berbuat apa.Tapi saya yakin kok,saya sama sekali nggak bersalah.Bukankah saya sudah minta izin sebelumnya?�tandas Nike sekali lagi
.
Kematian
Pada tanggal 19 Maret 1995, kurang lebih pukul 06.15 pagi Nike Ardilla tewas dalam sebuah kecelakaan tunggal. Mobil Honda Civic berwarna biru metalik plat D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di jalan RE. Martadinata. Diperkirakan Nike tewas seketika, tetapi saksi yang berada disekitar lokasi kecelakan menuturkan Nike belum meninggal saat kejadian, baru dalam perjalanan ke rumah sakit Nike meninggal. Nike mengalami luka parah di kepala dan memar-memar di dadanya.
Nike yang saat itu bersama manajernya, Sofiatun, baru saja kembali dari diskotik Polo. Isu-isu negatif seputar kematiannya berkembang diantaranya menyebutkan bahwa Nike mengendarai mobil dengan keadaan mabuk, tapi kemudian kabar itu dibantah keras oleh pihak keluarga dan saksi kunci kecelakaan itu. Sofiatun mengatakan Nike hanya meminum orange jus.
Hasil visum polisi menyebutkan tidak menemukan kadar alkohol dalam tubuh Nike. Ada kesimpangsiuran tentang waktu kematian Nike Ardilla, menurut saksi kejadian itu terjadi pukul 3 pagi, tapi saksi lain mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi pukul 5.45 pagi, laporan resmi mengatakan bahwa waktu kejadian adalah pukul 06.15 pagi. Nike Ardilla dimakamkan pada sore itu juga, diantar oleh ribuan penggemarnya beserta para artis ibukota. Kematiannya menghebohkan dunia hiburan Indonesia, ditangisi para fans yang sampai beberapa hari setelah kematiannya masih setia berada di kediaman Nike Ardilla.
Menurut Atun yang bersama Nike berada di mobil itu, dalam perjalanan pulang Nike mengendarai mobil itu dengan tidak menggunakan sabuk pengaman. Mobil Nike berusaha menyalip mobil berwarna merah di depannya yang berjalan sangat pelan. Namun ketika menyalip, dari arah berlawanan muncul mobil Taft melaju kencang, Nike langsung menghindari mobil Taft tersebut dan membanting setir terlalu ke kiri sehingga menabrak sebuah pohon dan langsung terpental menabrak pagar beton bak sampah di kantor Usaha Pribadi di jalan RE. Martadinata, dan Nike menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Yg pasti, almarhumah jelas tidak mabuk karena kalau kita menyetir nonstop dari Jakarta menuju Bandung lewat Bogor – Puncak – Cianjur (belum ada jln Tol Cipularang) dan lelah karena pulang kerja, ditambah di Bandung harus menemui teman2, maka kelelahan akan menimpa siapa saja meski seorg laki2, apalagi seorg perempuan. Semoga amal ibadah almarhumah Nike Ardilla diterima ALLAH SWT dan segala kesalahannya diampuni ALLAH SWT, amien.
Kalau versi desas-desus,tak pelak lagi mulut-mulut usil pun segera melayangkan tudingan adanya keterlibatan Cucu Soeharto.Cuma karena waktu itu Soeharto sangat kuat,maka pers pun tidak berani berspekulasi. Anehnya sejumlah artis yang pernah menggunjingkannya pun ,semuanya ikut tutup mulut. Lalu apa tanggapan Ibunda Nike ketika Enno Sigit sering disebut-sebut sebagai faktor penyebab kematian Nike? �Iya banyak yang bilang begitu,tapi itu mungkin sudah taqdir saja.Sudah takdir Nike begini.Mungkin Ibu terlalu sayang sama dia ya.Mungkin sama Tuhan diambil dari saya.Sekarang mau gimana,sudah takdir kan?� ujarnya dengan nada rendah dan menangis sesenggukan

NIKE TEWAS SETELAH dituduh REBUT PACAR ENNO SIGIT ??

 Cucu Soeharto,Enno Sigit,pernah memergoki kekasihnya,Tommy Nasution berkencan dengan Nike Ardilla.Esoknya beredar kisah kalau Enno menodongkan pistol ke muka Nike Ardilla.Tetapi sepekan kemudian,anehnya,ketika ia diberitahu kalau Nike Ardilla ditemukan tewas kecelakaan,Enno yang kemudian bermukim di London itu menjawab pendek : �Tapi bukan aku lho,� Lalu siapa?
Pergunjingan cucu Soeharto bernama Enno Sigit terlibat dibalik kematin Nike Ardilla beredar lagi dibalik haul 5 tahun kematian pelantun Seberkas Sinar di Bandung pekan silam.
Ini karena kematian Nike pada 19 Maret 1995 hingga sekarang tergolong misterius.Inilah yang memicu kasak-kusuk.Bahwa dibalik kematian Nike Ardilla,sebenarnya tersimpan �skandal cinta segitiga� yang sungguh mengerikan antara Nike Ardilla-Enno Sigit dengan seorang perwira muda. Ditenggarai persoalan skandal inilah yang menjadi penyebab kematian Nike.Bagaimana kisah skandal itu?
Begini.Sebelum Nike Ardilla tewas,ia ternyata terlibat skandal asmara dengan pacar Enno Sigit.Namanya Tommy Nasution,perwira AU yang juga putra mantan Gubernur Sumatra Utara Khairudin Nasution. Ramon Tommy Benz sahabat dekat Enno menuturkan,jalinan asmara Enno dengan Tommy berjalan sekitar 6 tahun.Karena itu,terlalu berani sebenarnya bila Nike Ardilla merebut Tommy Nasution dari Enno. Namun,nah sial banget Nike Ardilla. �Waktu itu saya dan Enno datang dan lihat sendiri kemesraan Nike dengan Tommy,Enno memang tidak marah,tetapi dari raut mukanya jelas ia tidak suka,� kata Ramon. Maka,biarpun tak bergejolak,sebenarnya persaingan Enno dan Nike Ardilla dalam memperebutkan Tommy Nasution seperti api dalam sekam.Akhirnya kemarahan Enno semakin sulit dibendung ketika ia mendengar kalau Nike nekat memamerkan Tommy ke kalangan selebriti di Jakarta. Sebagai cucu (waktu itu) Presiden Soeharto-yang waktu itu masih sangat kuat- adalah aib kalau dipermalukan,apalagi Cuma urusan cowok.Anehnya,Nike Ardilla terkesan sengaja melecehkan Enno.Akibatnya pergunjingan cinta segitiga Enno-Nike-Tommy pun menjadi pembicaraan kalangan selebriti Jakarta.
Maka,entah benar atau tidak,segera terdengar desas-desus kalau Enno Sgit habis �mempermak� Nike Ardilla.Tepatnya terjadi di M Club Diskotek,Blok M Jakarta Selatan.Digambarkan Enno menodongkan pistol ke muka Nike Ardilla.Kontan sang artis rebah.Pingsan.
Ribut-ribut di M Club itu pun tak pelak lagi jadi pergunjingan dan perdebatan mengenai benar tidaknya.
Enno Hijrah Ke London
Boleh jadi Nike Ardilla ataupun Enno Sigit sudah melupakan pertikaian itu.Ini karena Enno harus hijrah ke London untuk belajar mode.Namun di sinilah anehnya.Saat Enno di London diberi tahu kalau Nike Ardilla diketemukan tewas menggenaskan di Bandung,serta merta Enno menjawab cukup aneh : �Tapi bukan saya lho,� Lalu siapa?
Album ini diproduksi oleh Bintang Dirgahayu dan diedarkan oleh Oxavia Record pada bulan Desember 1992 dalam rangka mengumpulkan dana bagi koban bencana alam Gempa Bumi Flores yang terjadi pada Bulan Desember 1992. Dalam album ini Nike membawakan 1 lagu yaitu lagu : Nuansa Gadis Suci yang merupakan soundtrack film dengan judul yang sama. Dengan memiliki album ini, berarti telah menyumbang dan hasil dari seluruh penjualan kaset ini akan disumbangkan guna meringankan beban bencana alam flores melalui PMI DKI.
.
Kemudaan usia, sama sekali tidak mengharamkan kematian yang tak terduga !!!
Hari itu 19 Maret 1995 sekitar pukul. 06.00 WIB, pesawat telepon dikediaman pasangan R. Eddy Kusnaedi Nining Ningsihrat berdering. Di ujung sana, seseorang yang mengaku petugas polisi memberi sebuah kabar. Anak ibu, Nike Ardilla, mengalami kecelakaan. Sekarang, ia berada di Rumah Sakit, kata si polisi
.
Kalau punya persoalan apa pun,dia lebih senang mencurahkannya di buku harian.Mungkin,karena dia tidak ingin kami ikut susah. Atas dasar itu pula,keluarga Nike merasa kecewa,karena masih ada saja media massa yang mengorek-ngorek keburukan Nike
Pada tanggal 19 maret 1995 kurang lebih pukul 06.15 pagi nike ardilla tewas dalam sebuah kecelakan tunggal. Mobil Honda genio berwarna biru metalik, nomor D 27 AK menabrak pagar beton bak sampah di jalan Jl. E. Martadinata nike tewas seketika tetapi saksi yang berada disekitar lokasi kecelakan menuturkan nike belum meninggal saat kejadian, baru saat dalam perjalanan ke rumah sakit nike meninggal, nike mengalami luka parah di kepala dan dadanya. nike yang saat itu bersama sahabatnya sofiatun baru saja kembali dari diskotik polo, isu-isu negatif seputar kematiannya berkembang diantaranya menyebutkan nike mengendarai mobil dengan keadaan mabuk tapi kemudian kabar itu dibantah keras oleh pihak keluarga dan saksi kunci kecelakaan itu sofiatun mengatakan nike hanya meminum orange jus, hasil visum polisi menyebutkan tak menemukan kadar alkohol dalam tubuh nike.
Ada kesimpangsiuran tentang waktu kematian nike ardilla, menurut saksi kejadian itu terjadi pukul 3 pagi tapi saksi lain mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi pukul 5.45 pagi, laporan resmi mengatakan waktu kejadian pukul 06.15 pagi.Nike ardilla dimakamkan sore itu juga, diantar oleh ribuan penggemar dari seluruh indonesia , juga para artis ibu kota. Kematiannya menghebohkan dunia entertainment indonesia, ditangisi para fans yang sampai beberapa hari setelah kematiannya masih setia berada di kediaman nike ardilla
Kata polisi, Nike ada di Rumah Sakit Hasan Sadikin. Saya bilang, saya barusan dari sana, tapi nggak ada. Akhirnya dengan berat hati ia mengatakan bahwa Nike sudah meninggal. Karena itu ia tidak dibawa ke UGD. Mendengar itu saya langsung lemas, papar Alan dengan mata berkaca-kaca.
Keluar dari Polres, Alan bertemu dengan ayahnya dan kakaknya. Ia dan papi-nya lalu menuju RS Hasan Sadikin. Sampai di kamar mayat, mereka terkejut dengan banyaknya orang yang mengerubungi kamar mayat. Nining yang semula pingsan, lalu tersadar ketika berada di rumah sakit. Di hadapan saya ia terbaring dengan kepala penuh luka dan dada memar, kenang Nining lirih.
Kabar kematian Nike kemudian meluas. Banyak fans yang menyampaikan rasa duka dengan datang langsung ke rumah Nike. Ketika jenazah Nike dibawa pulang, sepanjang jalan ke rumah saya melihat banyak orang, mereka seperti berbaris, kenang Alan lagi. Rumah keluarga Nike juga dipadati penggemar. Bayangkan, rumah yang sebegitu kecil dihuni sekitar 200-orang. Mereka bukan keluarga. Mereka itu penggemarnya Nike. Akibatnya rumah jadi sesak, lontarnya lagi.
Soal kabar kecelakaan yang menimpa Nike lantaran menyetir dalam kondisi mabuk, Alan tak mempermasalahkan itu. Bagaimana orang tidak berpersepsi negatif? Sebelum kecelakaan itu terjadi Nike bolak balik masuk diskotek, ujar Alan. Makanya untuk menepis dugaan itu, keluarga melakukan otopsi. Hasilnya, Nike tak terbukti dalam pengaruh obat- obatan atau minuman keras.
Bak kata pepatah, semakin tinggi pohon, semakin kencang angin bertiup. Dia mulai diterpa banyak gosip. Ada kabar yang mengatakan Nike pencandualkohol, obat terlarang, dan lesbianisme. Menghadapi gosip itu, cewek yang sampai akhir hayatnya tak bisa mengabulkan cita-cita mendirikan madrasah dan menunaikan ibadah umrah ini, tetap tegar
.
Sepeninggal Nike Ardilla tanggal 19 Maret 1995 yang lalu, disamping pemberitaan yang terbit di berbagai media masa seputar kecelakaan yang merenggut nyawa artis kenamaan tersebut, ada sedikitnya 4 buku yang beredar di pasaran buku Indonesia yang mengulas mengenai Nike Ardilla secara detail, mulai dari cerita masa kecil, perjalanan karir, peristiwa kecelakaan, peristiwa setelah Nike dimakamkan, sampai mengenai NAFC (Nike Ardilla Fans Club).
4 Buku tersebut adalah : Nike Ardilla Sang Idola (Masheri Mansyur, Penerbit : YPN, 1995), Perjalanan Karier dan Rahasia Sukses Nike Ardilla (Armo Arief, Penerbit: PT. Grafitri & Yayasan Nike Ardilla, Desember 1995), Napak Jejak Sang Mega Bintang Nike Ardilla (Armo Arief, Penerbit: PT. Dharma Kwarta Jayadani, Desember 1996), dan Nike Ardilla (di Balik Tragedi Bintang Kehidupan) penyusun; Soekitjo JG & Abdullah Lahay, 1996.
Inilah resensi mengenai ke-4 buku tersebut.
1. Nike Ardilla Sang Idola (Masheri Mansyur, Penerbit : YPN, 1995)
Buku berukuran 14 X 21 cm ini bercover warna hitam dengan 5 foto Nike menghiasi sampul depan dan foto si penulis yang berpose bersama A. Riyanto dan Rinto Harahap di cover belakangnya.
Buku dengan tebal 250 halaman ini mengulas Masa Kecil, Karir dan Akhir Kehidupan Nike Ardilla, Nike dan kenang – kenangan manis, Perhatian luar biasa terhadap SLB Yayasan Wawasan Nusantara, dan meliput 40 hari wafatnya Nike Ardilla
Penulis menceritakan masa kecil Nike yang digambarkan sebagai seorang bocah yang kecil, gemuk dan montok sampai kemudian menjelma menjadi seorang superstar dengan karir yang melejit bak meteor. Lika liku karier Nike pun dibahas disini meskipun tidak secara mendetail.
Yang menjadi nilai plus buku ini adalah menceritakan musibah kecelakaan secara sangat mendetail yang dirangkum dari berbagai sumber. Bahkan detik-detik saat terjadinya kecelakaan dijelaskan secara kronologis dari jam ke jam. Penggambaran ini diperkuat dengan penjelasan dari Kapolresta Bandung Tengah, kesaksian Atun, keterangan dari beberapa saksi mata, bahkan pernyataan Kapolresta Bandung Tengah bahwa Nike Ardilla mengalami kecelakaan tunggal.
Buku ini juga mengulas pidato Mensegneg Moerdiono pada saat perayaan HUT ASIRI (Asosiasi Industri Rekaman Indonesia) ke � 17 yang diselenggarakan di Hotel Grand Hyatt Indonesia pada tanggal 28 Maret 1995.
Diakhir buku, ditulis juga beberapa syair lagu Nike yang sangat popular seperti Sebekas Sinar, Sandiwara Cinta, Bintang Kehidupan, Biarlah Aku Mengalah, Mama Aku Ingin Pulang, Matahariku dan Nyalakan Api. Yang lebih unik lagi di bab akhir dimuat beberapa makanan kesukaan Nike Ardilla lengkap dengan resep dan cara membuatnya. Buku ini juga dilengkapi dengan ilustrasi foto-foto Nike semasa hidupnya dan foto-foto saat penguburan Nike serta peringatan 40 hari wafatnya Nike.
2. Perjalanan Karier dan Rahasia Sukses Nike Ardilla (Armo Arief, Penerbit: PT. Grafitri & Yayasan Nike Ardilla, Desember 1995)
Buku setebal 80 halaman ini memiliki cover yang bila dilihat sekilas seperti cover buku TTS (Teka Teki Silang). Meskipun demikian buku ini sangat gamblang menceritakan perjalanan karir Nike Ardilla di blantika musik Indonesia dan mancanegara (Malaysia, Singapura dan Bangkok).
Dengan kelebihannya sebagai seseorang yang sering terlibat dalam kegiatan Nike Ardilla dari tahun 1985 sampai 1990, penulis mencoba menceritakan perjalanan karir Nike dari nol sampai menjadi artis yang sukses yang didiolakan oleh berjuta penggemarnya.
Kisah perjuangan Nike, keluarga Nike dan para pemandu bakat yang ada dibelakang Nike untuk mengorbitkan Nike sangat luar biasa. Demikian juga dengan kegiatan-kegiatan Nike yang jarang diliput media masa seperti mengunjungi beberapa pondok pesantren diceritakan pula disini.
Penulis juga menceritakan proses rekaman dan tour show Nike di beberapa daerah di Indonesia dan di luar negeri dengan gaya penulisan yang mudah dimengerti dan enak dibaca. Buku ini juga dilengkapi dengan foto-foto Nike, sebagian diantaranya dicetak full colour.
Buku ini diakhiri dengan sekilas petristiwa meninggalnya Nike, Acara doa bersama, show amal untuk Yayasan Nike Ardilla dan keinginan penulis agar NAFC (Nike Ardilla fans Club) tetap dipertahankan.
3. Napak Jejak Sang Mega Bintang Nike Ardilla (Armo Arief, Penerbit: PT. Dharma Kwarta Jayadani, Desember 1996)
Setahun setelah menulis buku Perjalanan Karier dan Rahasia Sukses Nike Ardilla, Armo Arief kemudian menulis kembali buku yang berjudul Napak Jejak Sang Mega Bintang Nike Ardilla.
Buku berukuran 20 X 20 cm ini mempunyai tebal 140 halaman. Isinya lebih padat dan lengkap dibandingkan dengan buku terdahulu. Buku ini juga lebih banyak memuat foto-foto bersejarah Nike.
Tujuan diterbitkannya buku ini menurut penulis adalah untuk memenuhi kerinduan para penggemar Nike, juga untuk napak jejak Nike yang pantas diteladani, baik dalam kegigihannya saat meniti karir, maupun dalam keperduliannya terhadap anak-anak penyandang cacat, dan anak-anak kurang mampu.
Buku ini memang menarik. Disamping kemasaannya yang ekslusif, isinya juga lebih lengkap. Tak hanya seputar karir, musibah kematian Nike, dan SLB, buku ini juga memuat surat-surat dan puisi dari para penggemar Nike.
4. Nike Ardilla (di Balik Tragedi Bintang Kehidupan) penyusun: Soekitjo JG & Abdullah Lahay, 1996
Buku setebal 131 halaman ini lebih banyak membahas peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa Nike. Detail kejadian kecelakaan, pengakuan para saksi mata dan hari-hari akhir Nike dijelaskan secara detail dan rinci.
Penulis juga mengungkapkan beberapa anggapan miring mengenai Nike yang beredar di masyarakat Indonesia dan penyelesaian kasus Nike di Kepolisian yang diadukan oleh sahabatnya sendiri.
Penulis mencoba menyentuh rasa kehilangan yang sangat mendalam dengan menceritakan jeritan kasih seorang ibu dan luapan kesedihan jutaan para penggemar Nike pada saat Nike dimakamkan dan ritual-ritual setelahnya.
Dari segi sosiologi, penulis mengutip beberapa pendapat para sosiolog kondang mengenai Nike yang fenomenal. Dibuku ini juga diungkap romantika kisah cinta Nike dalam sub judul Pacar yang ditinggal.
Dan sebagai penutup, buku ini juga membahas tentang keluhuran budi luar biasa Nike yang menyantuni SLB.
Demikianlah resensi mengenai ke-4 buku tentang nike

Kronologis Kejadian Kecelakaan Nike

HARI-HARI AKHIR KEKE
18 Maret 1995, Sabtu
06:00 : Nike Ardilla di rumah kontrakannya,
Jl. Mangga No.10A, Fatmawati-Jakarta Selatan.
Ia tampak kelelahan setelah syuting Trauma
Marissa II yang makan waktu sembilan jam dan
baru berakhir pukul 02.00.
Adegan terakhir Nike sebagai Marissa adalah
mengadili dokter Parsidi (drg. Fadly).
Ada sejumlah temannya berkunjung sejak dini hari,
yakni Deddy Dhukun, Rany Noor, Melly Guslow, Mona,
Nona, Anggun dan Fitri.
Malam itu, Nike tidak bisa tidur dan minta Nona
menemaninya nonton film Cinderella di video VHS
yang baru dibeli. Ia juga sempat minta dido’a kan
dan berpesan agar Fitri sepupunya yang ikut dia
dijaga baik-baik.
08:00 : Nike dan Sofiatun Wahyuni (Atun)
menuju lokasi syuting Warisan II di Jl. Atletik, Bogor.
Mobil Nike dikemudikan Alim, sopir yang
dipinjam pak David, tetangganya di Jl. Mangga.
10.00 : Tiba di lokasi syuting.
Nike langsung minta maaf kepada seluruh kru.
Ia juga memeluk Darto Joned. “Lama sekali,
sampai-sampai saya tanya,
Kenapa kamu?”, kata sang sutradara.
Ketika di make-up, tiba-tiba
saja Nike minta alisnya dirias bak Marlyn Monroe, idolanya.
12.30 : Syuting dimulai.
Nike mendapat jatah empat adegan.
Pertama terima telepon, disusul adegan
bertengkar dengan Bram (Tahta),
lalu makan sambil berdialog dengan ayahnya (El Manik).
Terakhir adegan turun tangga.
Nike sempat minta air jeruk, kecap, roti bantal.
Katanya untuk mengobati suaranya yang serak.
Ia juga minta rokok Marlboro kepada seorang kru,
padahal biasanya cuma menghisap Dunhil hijau.
Yang aneh saat syuting adegan bertengkar dengan Bram.
“Bagaimana mungkin satu scene yang mestinya rampung
setengah jam, makan waktu 3,5 jam” Tahta menceritakan kembali.
Menurut Tahta, berkali-kali Nike minta maaf
karena salah ucap. “Dia sering nambah-nambahin dialog.
Perkebunan jadi perkebunannan. Sebentar-sebentar
lihat skenario, seperti nggak ada yang nempel.
Saya sampai kehabisan akal.
Tapi anehnya para kru diam saja.
Padahal biasanya mereka suka nyeletuk.”
Menurut Tahta, pada adegan ketika ia memegang pundak Nike,
terasa begitu dingin tanpa ekspresi.
“Kata orang, yang saya hadapi sebenarnya bukan Nike lagi,”
ujarnya sambil merinding.

19.30 :
Syuting selesai.
Sebelum pamit ke Bandung, Nike sempat
memeluk Darto lagi. “Saya sempat mencegahnya
karena mengkhawatirkan staminanya,
apalagi esok paginya dia harus syuting lagi,” kata Darto.
Karena tak bisa mencegahnya, Darto cuma berpesan
supaya hati-hati. Sebelum pulang, lagi-lagi Nike
minta alisnya dirias seperti Malrlyn Monroe.
Selama perjalanan ke Bandung, Nike tak banyak bicara.
Alim yang nyetir, Nike dan Atun duduk di jok belakang.
23.00 : Di rumah, Nike sempat minta maaf kepada ibunya.
“Do’a kan Neneng (panggilannya di rumah), agar tetap sehat.
Kalau ada kesalahan, hampura (maafkan; Sunda) saja.
Selama ini Neneng sudah menyusahkan Papi-Mami,”
katanya, seperti ditirukan Atun. Ny. Nining Ningsihrat,
ibu Nike meng’iya’kan saja, tanpa firasat apapun.
23.30 : Nike dan Atun meninggalkan rumah.
Nike yang nyetir, sementara Alim disuruh istirahat
karena besok kembali ke
Bogor.
Ditengah perjalanan ke diskotik Studio East,
Nike ditelepon Eddy Bogel, fotografer Aneka.
Ia diminta langsung ke Hotel Jayakarta
di Jl. Ir. Juanda, karena teman-temannya dari Jakarta
ingin ke Diskotik Pollo di Jl. Asia Afrika.
Dan Nike sudah janji mengantar mereka.
19 Maret 1995, Minggu.

00.00 :
Nike dan Atun tiba di Hotel Jayakarta, Bandung.
Mereka langsung menuju Pollo dengan tiga mobil, bersama-sama
Eddy Bogel, Ari Sihasale dan seorang peragawati.
00.30 : Tiba di Pollo.
Nike bertemu dengan Titi Dj, Bucek Deep,
Lucy Dahlia dan lain-lainnya.
Malam itu Nike cuma pesan
orange juice, biasanya dicampur vodka.
Ia lebih banyak duduk sambil terdiam. “Saya dua tahun ikut dia,
jadi kenal betul kebiasaannya.
Nggak biasanya dia begitu,” kata Atun.
03.00 : Mereka meninggalkan Pollo.
Nike melihat ban kiri mobilnya kempes.
Denny Mukti membantunya memasang ban
cadangan yang lebih kecil dari ban lainnya.
Nike sempat diingatkan Denny agar hati-hati.
03.30 : Tiba di Restoran Kintamani, Jl. Lombok.
Nike sempat bilang sama Atun,
ingin makan makanan yang belum pernah ia makan,
Ia pesan sop jagung dan aqua.
Lagi-lagi ia banyak diam. Kepada Padma Sigit,
restauran captain, ia sempat bilang sambil menunjuk atap,
“Ada kucing.” Sigit cuma tersenyum.
04.30 : Keluar dari Kintamani.
Nike lebih dulu mengantar Eddy Bogel dan Ari Sihasale ke hotel.
05. 15: Meninggalkan hotel Jayakarta.
Dengan kecepatan sedang saja karena mobil terasa tidak stabil,
mereka menyusuri Jl. Ir. H.Juanda, lalu masuk Jl. Sultan Agung,
Jl. Trunojoyo, Jl. Aceh, dan Jl. RE Martadinata.
Jarak Hotel Jayakarta dengan lokasi kecelaka’an
sekitar 6,5 km saja. Tapi agak mengherankan, kecelakaan
itu terjadi sekitar satu jam kemudian.
Malam itu,penyanyi pop rock ini baru pulang dari pengambilan gambar sinetron “WARISAN” di Bogor,Jawa Barat.Tiba di bandung ia segera bergegas ke diskotik Studio East di Jalan Cihampelas yang sedang menyelenggarakan acara pemilihan Cover girl.Tapi rencana itu urung,karena acara sudah selesai.Dia belok ke Hotel Jayakarta dan baru kemudian ke diskotik “POLLO”.
Artis yang amat dipuja puja ABG ini pulang dini hari,menjelang fajar.Sebelum pulang,ia sempat makan bubur dan minum aqua.Nah,dalam perjalanan dari tempat ini,terjadi peristiwa nahas itu
.
Meski laju kendaraannya tak sampai 50 Km per jam,mobil tak stabil.Ada dugaan ban mobilnya kurang beres.Di jalan R.E.Martadinata,Nike yang mengendarai sedan Honda Genio D 27 Ak menyalip satu mobil.Mendadak dari arah depan muncul mobil lain dengan kecepatan tinggi.Nike membanting stir kiri dan menabrak tembok. Ia meninggal di mobil yang ia kendarai…disebuah ujung malam…….Nike dies instantly due to the serious head trauma.
Tidak ada jalan lain:Nike kudu dihabisi.
Seperti cerita cerita yang sudah beredar.
Nike tak mampu mengendalikan mobilnya,ketika berpapasan
dengan mobil Taft yang melaju kencang.
Disinilah peran “orang”nya Mr. X :
Membuat Nike kaget dan menjebak mobil pada posisi yang sulit!!!
Bagaimana hubungannya dengan Mr.X alias Cucu dari mantan …… ini?
Ini pengakuan dari beberapa triper yang cukup kenal dengan Nike.
Jauh sebelum kejadian, Mr.X naksir berat sama penyanyi ayu yang diorbitkan Deddy Dores ini. Berkali kali Mr. X merayu dan membujuk agar dia mau menjadi pacar atau simpanannya.Berulang-ulang pula Nike menampiknya.
Mr. X diisukan naik pitam.Bagai kisah kisah mafioso (mafia kali yah artinya,itu lho…yg suka ada di film2 Andy lau…) yang melibatkan boss besar,kejadian ini harus diselesaikan.
Pendeknya Mr. X tidak bisa menerima gelora asmaranya ditolak mentah mentah oleh seorang mojang bau kencur itu. Maka dibuatlah skenario kecelakaan.Rencana ini memakan proses panjang.
Meski Nike menolak cintanya
Ringkas cerita:Tidak ada jalan lain,Nike kudu dihabisi.Seperti cerita cerita yang beredar,anak ini tak mampu mengendalikan mobilnya ketika berpapasan dengan mobil taft berwarna merah yang sedang melaju kencang.
Disinilah peran orangnya Mr. X :Membuat Nike kaget dan menjebak mobil pada posisi yang sulit.
Sampai sekarang,tak pernah ketahuan siapa yang mengemudikan kendaraan itu.Beda halnya dengan pengemudi yang hendak disalip oleh Nike.Ia malah sudah memberikan kesaksian kepada wartawan.
Misteri Hard Top Merah
Yang mencurigakan dibalik kematian Nike Ardilla yakni munculnya legenda Hard Top merah yang tiba-tiba memepet mobil Nike.Anehnya versi resmi yang dilansir polisi,tak ada cerita Hard Top.Yang ada mobil Taft yang melaju dari depan yang menyebabkan mobil Genio yang dikemudikan Nike terpelanting lalu menabrak tembok.
Bagaimana dengan teka-teki Hard Top yang menurut sejumlas saksi mata tampak dikemudikan lelaki berambut cepak? Hingga kini misteri Hard Top merah itu masih menjadi teka-teki. Sejauh mana kemungkinan Mr.X berada dibalik kematian Nike Ardilla? Atau apakah benar saat meninggal Nike itu dalam keadaan mabuk? A Hon,produser Nike dari Music Plus membantah keras. �Nggak,nggak Nike tak pernah mabuk,� kata A Hon.
Misteri Hard Top yang menyeruduk pun tak diketahui.Betul-betul kasus yang misterius, adanya Jeep Hard Top merah yang memepet Genio Nke. Nah,teka-teki Hard Top Merah itulah yang sampai sekarang tak berkesudahan.Artinya benar atau tidaknya,belum pernah dikorek lagi kebenarannya.
Yang jelas kondisi Nike memang nyaris sekarat.Diperkirakan kepala Nike membentur tembok yang ditabraknya hingga telinga dan kepalnya mengeluarkan darah segar. Darah segar pun membasahi jok mobil Nike,sedangkan Atun tak sadarkan diri.
Ketika ditanya apakah Nike Ardilla pernah datang lewat mimpi nggak?
Ibu Nike : “Kalau dulu sering, dia suka bilang (dalam mimpi), jangan dipikirin karena Neneng sudah taqdirnya”

06.15 :……………………………………….
Bagaimana hubungannya dengan Arie Sigit alias Cucu dari mantan presiden Soeharto ini?
Ini pengakuan dari beberapa triper yang cukup kenal dengan Nike.
Jauh sebelum kejadian,Arie Sigit naksir berat sama penyanyi ayu yang diorbitkan Deddy Dores ini.Berkali kali Arie merayu dan membujuk agar dia mau menjadi pacar atau simpanannya.Berulang-ulang pula,Nike menampiknya.
Arie diisukan naik pitam.Bagai kisah kisah mafioso (mafia kali yah artinya,itu lho…yg suka ada di film2 Andy lau…) yang melibatkan boss besar,kejadian ini harus diselesaikan.
Pendeknya Arie tidak bisa menerima gelora asmaranya ditolak mentah mentah oleh seorang mojang bau kencur itu. Maka dibuatlah skenario kebelakaan.Rencana ini memakan proses panjang.
Meski Nike menolak cintanya,tetapi soal obat dia ketagihan.Ada dugaan yang memperkenalkan Nike kepada pil gedek ini juga Arie.
Ringkas cerita:
Tidak ada jalan lain,Nike kudu dihabisi.
Seperti cerita cerita yang beredar,anak ini tak mampu mengendalikan mobilnya ketika berpapasan dengan mobil taft berwarna merah yang sedang melaju kencang.Disinilah peran orangnya Mr.X : Membuat Nike kaget dan menjebak mobil pada posisi yang sulit.Sampai sekarang,tak pernah ketahuan siapa yang mengemudikan kendaraan itu.Beda halnya dengan pengemudi yang hendak disalip oleh Nike.Ia malah sudah memberikan kesaksian kepada wartawan.
Sejak kejadian itu…..Nike pun tak bisa lagi melantunkan tembang tembang melankolisnya…..
Benarkah cerita miring itu?Memang sulit dilacak kebenarannya.Menurut sumber yang pernah ddkat dengan Arie,kemungkinan besar cerita itu ada benarnya,”Semua orang di lingkugan sudah tahu.Lingkungan pergaulannya memang begitu,”

1 komentar:

  1. Wah, ngeri juga kasusnya. Berhubungan ama keluarga cendana lagi, bisa berabe tuh...

    BalasHapus